Home » , , » Formasi Real Madrid Di Pes 2017 Dan Pes 2018

Formasi Real Madrid Di Pes 2017 Dan Pes 2018

Posted by Droid Flashmedia on Monday, February 6, 2012


Sebagai instruktur gres di dunia sepakbola, prestasi Zinedine Zidane tidak main-main. Bersama Real Madrid, beliau berhasil meraih segalanya secepat kilat. Hampir seluruh ajang bergengsi sudah Zidane raih dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Yang terbaru, mantan kapten timnas Perancis ini berhasil membawa Real Madrid ke puncak final UEFA Champions League 3 kali berturut-turut! Gilaaaaaa nggak sih? i mean, yang sudah 22 tahun mengabdi untuk satu klub saja belum tentu bisa.

Hal itu kadang bikin kita bertanya-tanya, bergotong-royong apa sih diam-diam sukses Zidane? Mungkinkah beliau punya dukun? Atau beliau jago sebab emang sudah dikasih skuat yang mewah? Bisa saja, tapi disini saya ingin menganalisa sedikit wacana seni administrasi milik Zinedine Zidane. Dan bagaimana seni administrasi itu sukses saya terapkan di dalam game PES 2017 dan PES 2018.

1.Formasi

Seperti biasa, kita akan mulai dengan mengatur deretan terlebih dahulu. Pada awal melatih, Zidane masih nyaman mengandalkan trio BBC, tapi beliau cerdas, Zidane tak ingin terlalu usang bergantung pada trio tersebut. Maka, beliau mulai menerapkan deretan favoritnya dikala masih aktif bermain, 4-4-2 Diamond (atau sebut saja 4-3-1-2). Bale pun tersisih seiring dengan penurunan performa yang beliau alami.

4-4-2 Diamond menempatkan 1 gelandang kreatif dibelakang dua striker. Isco dipercaya mengemban kiprah tersebut. Kalo di PES, maka beliau berposisi sebagai AMF yang diapit oleh tiga CM dan dua CF. Posisi ini memungkinkan Isco yang bertubuh kecil untuk bebas meliuk-liuk di area manapun (Aku suka sekali dengan ball control Isco, lengket).

Setelah menentukan formasi, kita akan mengatur preset tacticsnya, berikut :
Attacking Instructions :

  • Possesion Game
  • Short Pass
  • Wide
  • Flexible
Defensive Instructions :

  • Frontline Pressure
  • Wide
  • Conservative
Kemudian untuk Advanced Setting, kita memakai Attack 1 sebagai Attacking Fullback.

2.Cara Main

Madrid bukan tiki-taka. Los Galacticos selalu punya filosofinya sendiri dalam bermain. Terlebih di masa Zidane, mereka selalu bermain efektif (kecuali awal demam isu ini). Kuncinya yaitu pada kedua fullbacknya, tahu sendiri kan gimana ganasnya Marcelo di depan gawang lawan? Ya, Zidane nggak pernah tanggung-tanggung untuk menginstruksikan fullbacknya naik tinggi.

Di PES, saya mencoba menerapkan rujukan tersebut dengan memanfaatkan setting attacking fullback. Ini memang membatasi striker menyerupai Ronaldo untuk bermain melebar, tapi bukan berarti beliau tidak dapat produktif. Toh, dipasang di posisi manapun di lini serang, Ronaldo tetap mencetak banyak gol.

Pola Zidane yang dimaksud yaitu dengan membebaskan dua fullbacknya lewat 3 gelandang tangguh di tengah dan juga kiprah Benzema. Karim Benzema dikritik karena mandul, tapi memang Benzema sengaja ditugaskan untuk mandul. Perannya bukan lagi seorang ujung tombak, melainkan pelayan bagi Ronaldo, pemantul bola dan pembuka ruang bagi pemain lain. Dan, kalau saya disuruh milih tim dengan Ronaldo dan Messi di dalamnya, saya akan menduetkan mereka dengan Benzema!

Carvajal punya akselerasi, sedangkan Marcelo punya teknik dan kematangan bermain. Ini yang bikin Real Madrid nggak butuh banyak kiprah dari Bale, sebenarnya. Karena hampir semua sisi sayap Madrid pun sudah mutlak menjadi milik mereka berdua. Kroos juga dimanfaatkan dengan baik, beliau ditugaskan menjadi biro bola antar lini, sedangkan Modric melengkapinya dengan berperan sebagai gelandang box-to-box. Casemiro tak kalah vital, beliau bertugas melindungi dan mengcover setiap sisi pertahanan Madrid.

4-4-2 Diamond juga bergerak lebih fleksibel. Lini tengah Madrid selalu padat, dengan Isco atau siapa saja yang bermain di belakang striker menjadi pusatnya. Ini yang menciptakan lawan terpancing untuk bergerak ke tengah dan nggak jarang meninggalkan celah di sisi sayap. Tugas Ronaldo dan Benzema pun jadi lebih mudah, mereka hanya perlu menunggu umpan-umpan matang.


Untuk urusan bertahan, Madrid pun tidak terpaku pada satu sistem. Terkadang mereka melaksanakan pressing 5 detik, terkadang mereka menunggu di kedalaman, tapi yang paling menonjol yaitu sketsa mereka yang kadang bermetamorfosis 4-4-2 tradisional dengan isco bergabung membentuk 4 baris gelandang untuk membentuk zonal marking.

Hal ini dapat berjalan lancar  jika Madrid sedang bermain dalam transisi yang baik. Tapi ekplosifitas kedua Fullbacknya terkadang malah menjadi bumerang bagi pertahanan sendiri, dikala Marcelo dan Carvajal asik menyerang, lawan akan memanfaatkan celah yang mereka tinggalkan.

Kesalahan ini tidak dapat dicover dengan baik oleh para gelandang Madrid yang tidak punya track back yang manis diarea sayap, yaa sebab posisi natural mereka (isco,modric,kroos) yaitu gelandang tengah.

Sebagai penutup. Formasi ini sangat cocok untuk kalian yang suka bermain offensif dan mengandalkan possesion game, terlebih memakai fullback yang powerful untuk naik membantu penyerangan. Tapi berhati-hatilah dengan serangan balik melewati area sayap yang mungkin akan ‘bolong cukup gede’. Sekian, hingga ketemu di seni administrasi selanjutnya!


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}